Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

JANGAN REMEHKAN DUNIA KAUM BERSARUNG….

Tulisan ini saya buat sebagai bentuk kekecewaan kejengkelan saya terhadap ucapan seseorang yang mengatakan bahwa belajar di pondok pesantren tidak efektif sama sekali… Saya menyadari mungkin orang yang berpendapat seperti itu belum tahu dan atau mungkin tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana dan seperti apa system pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran yang ada di pondok pesantren. Di bawah ini akan sedikit saya paparkan bagaimana sebenarnya pola pendidikan di pesantren berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan selama kurang lebih 6 tahun hidup di lembaga yang bernama pondok pesantren tersebut. Introduction Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Sejak saat itu, lembaga tempat para kaum bersarung (baca: santri) menimba ilmu, telah mengalami banyak perubahan dan memainkan peran yang sangat signifikan dalam masyarakat Indonesia.  Pada zaman walisongo, pondok pesantren telah memainkan peranan penting dalam penyebaran agam...

UNAS, POTRET DARI WAJAH SURAM PENDIDIKAN DI INDONESIA: SEPENGGAL OPINI

Sungguh tragis ketika kita melihat wajah pendidikan di Indonesia saat ini. Wajah yang semakin hari bukan semakin ceria tapi justru semakin suram. Wajah yang suram itu akhir-akhir ini kembali tercoreng gara-gara masalah UNAS. Ya, UNAS yang seharusnya menjadi sebuah media untuk mengukur tingkat keberhasilan para peserta didik ternyata malah dijadikan sebagai ajang untuk berbuat kecurangan. Betapa tidak, sekitar 34 SMA dan 19 SMP di seluruh nusantara ditengarai telah bermain kotor dalam pelaksanaan UNAS. Mereka (baca: pihak sekolah) telah memberikan kunci jawaban palsu kepada para siswanya sehingga membuat nasib para siswa sampai dengan detik ini masih terkatung-katung. Apa yang telah dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut disadari ataupun tidak telah menjerumuskan anak didik kita ke dalam lembah kesesatan. Mereka telah mengajarkan moral ketidak jujuran kepada para generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Tidak bisa dibayangkan apa jadinya moral genera...

UNAS : POTRET DARI WAJAH SURAM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Sungguh tragis ketika kita melihat wajah pendidikan di Indonesia saat ini. Wajah yang semakin hari bukan semakin ceria tapi justru semakin suram. Wajah yang suram itu akhir-akhir ini kembali tercoreng gara-gara masalah UNAS. Ya, UNAS yang seharusnya menjadi sebuah media untuk mengukur tingkat keberhasilan para peserta didik ternyata malah dijadikan sebagai ajang untuk berbuat kecurangan. Betapa tidak, sekitar 34 SMA dan 19 SMP di seluruh nusantara ditengarai telah bermain kotor dalam pelaksanaan UNAS. Mereka (baca: pihak sekolah) telah memberikan kunci jawaban palsu kepada para siswanya sehingga membuat nasib para siswa sampai dengan detik ini masih terkatung-katung. Apa yang telah dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut disadari ataupun tidak telah menjerumuskan anak didik kita ke dalam lembah kesesatan. Mereka telah mengajarkan moral ketidak jujuran kepada para generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Tidak bisa dibayangkan apa jadinya moral genera...

Belajar Loyalitas dari Sang Kapten: Sebuah Catatan Singkat Untuk Paolo Maldini

16 tahun silam, tepatnya tanggal 20 Januari 1985, sosok Paolo Maldini megawali karirnya sebagai aktor si kulit bundar di Friuli Stadium, home basenya Udinnese. Saat itu, mungkin tidak banyak yang tahu siapa sosok Maldini. Tetapi kemarin, 24 Mei 2009 di Guessepe meazza Stadium, Sansiro, Milan semua tifosi Milan yang hadir di sana dan para milanisti di seantero jagad tahu dan mengerti bahwa mereka akan ditinggalkan oleh sang kapten.  Ya, Paolo Maldini bukan hanya "seseorang pemain bola professional biasa", tetapi dia juga sosok kapten yang mampu memimpin rekan-rekannya di alpangan dan memberikan motivasi di saat timnya dalam kondisi tertekan. Selain itu, sosok Maldini juga dikenal sebagai pemain yang memiliki loyalitas tinggi terhadap klubnya, AC Milan. Bayangkan, dari tahun 1985 – 2009 dia hanya mengabdikan dirinya untuk satu nama, AC Milan. Padahal, jika dia mau, dia bisa saja menerima tawaran dari klub lain yang memberinya bayaran lebih besar. Namun tidak bagi Maldini, godaa...